Baca Juga

Batik Pola Sido Mukti (http://artscraftindonesia.com)

Pola batik adalah gambar di atas kertas yang nantinya akan dipindahkan ke kain batik untuk digunakan sebagai motif atau corak pembuatan batik. Artinya pola ini adalah gambar-gambar yang menjadi blue print pembuatan batik. Dan keragaman budaya dan suku bangsa yang ada di Indonesia membuat pola dan motif batik kita sangat beragam juga.

Kini, pola-pola batik yang digunakan pun berkembang mengikuti jalannya tren mode yang ada. Berbagai unsur alam, teknologi, geometris, dan berbagai bentuk abstrak kini menjadi hal yang biasa dalam pola batik. Setiap daerah di Indonesia memiliki pola-pola pembuatan motif batik yang khas.

Batik pola semen (http://artscraftindonesia.com)

Daerah di luar Jawa, seperti Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua, memiliki cara dan pola-pola yang unik untuk membuat batik. Itu semua sangat dipengaruhi oleh keadaan alam, lingkungan, falsafah, pengetahuan, adat istiadat, dan unsur-unsur lokal yang khas di setiap daerah. Pola-pola batik yang umum dikenal hingga saat ini adalah sebagai berikut:

1. Batik pola sri katon (sri katonan)
2. Batik pola semen rama (klasik)
3. Batik pola semen rama (baru)
4. Batik pola sido mukti Yogyakarta
5. Batik pola semen remeng (gurda, burung garuda)
6. Batik pola lung-lungan babon angrem
7. Batik pola lung-lungan gragah waluh
8. Batik pola semen klewer dengan gaya batik pedalaman
9. Batik pola semen klewer dengan gaya batik pesisiran
10. Batik pola burung huk (burung merak)
11. Batik pola kawung
12. Batik pola parang dan lereng
13. Batik pola parang rusak baron
14. Batik pola nitik (geometris)
15. Batik pola abstrak

Batik pola nitik (geometris) - http://artscraftindonesia.com

Pola-pola inilah yang lazim digunakan dalam batik-batik di Indonesia. Tentu saja dengan perkembangan dan kemajuan yang semakin modern, semua pola tersebut mengalami modifikasi dan penyempurnaan, sesuai dengan keperluan. Tidak heran kalau kemudian banyak batik dengan pola-pola yang keluar dari “pakem” batik. Namun, janganlah menanggapi dengan negatif, karena pola-pola yang baru justru memperkaya pola batik Indonesia.

Sumber bacaan:
Batik Nusantara, makna filosofis, cara pembuatan dan industri batik oleh Ari Wulandari, penerbit Andi Yogyakarta 2011